Tentu tidak semua malu adalah terpuji. Adakalanya malu tercela,seperti,
malu menanyakan atau menyatakan kebenaran. Yang dimaksud disini ialah, malu
yang terpuji. Yaitu malu jika melakukan sesuatu tindakan yang tidak pas atau
melenceng dari syariat.
Kata Ibnu Qayyim, Malu dibagi menjadi sepuluh, enam diantaranya :
1.
Malu karena sesuatu kesalahan (pelanggaran).
2.
Malu karena merasa perbuatannya kurang
berkualitas, seperti rasa malu malaikat yang bertasbih siang malam tak pernah
berhenti. Jika kiamat tiba mereka berujar, Maha Suci Engkau, maaf, kami belum
beribadah kepada Engkau sebaik-baiknya.
3.
Malu karena dorongan ingin mengangungkan Allah;
yaitu rasa malu karena didorong oleh pengetahuan. Kadar pengetahuan hamba
kepada Tuhannya, menentukan kadar rasa malunya terhadap-Nya.
4.
Malu karena kedermawanan, seperti malu nabi
kepada sahabat-sahabatnya yang diundangnya menghadiri walimah Zainab binti
Jahsy dan duduk-duduk sekian lama di majlis walimah itu. Nabi akhirnya
meninggalkan para sahabat karena malu untuk mengatakan , “Maaf, tolong kalian pulang saja!!”
5.
Malu karena dorongan kedudukan atau martabatnya.
Seperti rasa malu Ali bin Abi Thalin bertanya kepada Rasulullah tentang madzi,
yang demikian karena ia menantunya, dari pernikahannya dengan puteri Rasulullah,
Fathimah.
6.
Malu karena merasa dirinya lemah dan
remeh-temeh. Seperti seorang hamba malu meminta kebutuhannya kepada Rabbinya
karena merasa dirinya remeh temeh.
“Lima tanda kesengsaraan, hati yang
keras,mata yang beku, rasa malu yang minim, terlalu memburu dunia dan panjang
angan-angan.”(Fudhail bin Iyadh)
1 comments:
q1
Posting Komentar