Menjadi bidadari bagi
suami di dunia dan akhirat, adalah cita-cita tertinggi seorang muslimah sebagai
istri.
Mengapa tidak cukup menjadi bidadari di dunia saja? Toh, Allah sudah
menjanjikan bidadari-bidadari di syurga bagi para suami (muslimin) yang shaleh.
Justru itulah sebabnya. Tidak cemburukah para istri jika perannya digantikan
oleh wanita-wanita lain yang kebetulan seorang bidadari? Oleh karenanya, adalah
sebuah dambaan bagi seorang istri untuk menjadi ratu bidadari bagi suaminya
kelak di syurga. Karena istri atau wanita pendamping suami ketika hidup di
dunia lebih tinggi derajatnya dibandingkan dengan bidadari-bidadari syurga,
karena ibadahnya kepada Allah.
Wanita dunia menjalankan sholat, shaum, dan semua amaliah ibadah
lainnya, sedang bidadari syurga tidak. Al-Qur’an maupun Hadits Rasulullah SAW
banyak menyebutkan tentang sosok bidadari syurga. Teramat banyak ilustrasi indah
yang dinyatakan untuk menggambarkan bidadari syurga. Istri-istri yang
disediakan oleh Allah tersebut, yang dinyatakan berjumlah ‘72’, adalah wanita
abadi dan suci, cantik jelita nan lembut gemulai… tiap kali berkumpul bersama
mereka tidak ada kata bosan dan jenuh. Jika bidadari menampakkan wajahnya,
terpancarlah keindahan antara langit dan bumi. Bidadari yang sempurna, indah perangai,
indah segala. Mereka tidak pernah disentuh oleh penghuni-penghuni syurga selain
suaminya. Ketika sang mukmin masuk syurga bidadari akan menyambutnya dengan
pelukan hangat dan erat dengan jari dan telapak tangan yang lembut dan indah.
Mereka selalu bernyanyi riang gembira, tiada sedih tiada duka, mereka
menyanyikan kidung-kidung, tasbih, tahmid, serta pujian kepada Allah. Jika
bidadari syurga ke bumi niscaya wanginya akan memenuhi seluruh bumi…
Subhanallaah..
Adalah tugas besar dan berat bagi seorang istri untuk menjadi
bidadari di antara bidadari lain bagi suaminya. Karena hanya seorang istri yang
shalihahlah yang kelak
dapat menjadi ratunya bidadari syurga. Dengan kata lain, seorang istri haruslah masuk syurga, sehingga bisa mendampingi suaminya. Disebutkan: Dari Anas bin Malik ra. bahwa Rasulullah bersabda: “Jika perempuan shalatlima
waktu, berpuasa pada bulan Ramadhan, menjaga kemaluannya
dan taat kepada suaminya, niscaya ia akan masuk syurga.” (HR. Al-Bazaar). Tapi bukan sebatas itu, banyak hal lain yang harus diperhatikan dan diutamakan untuk dilaksanakan bagi seorang istri agar dapat mendampingi suami di syurga, yakni:
dapat menjadi ratunya bidadari syurga. Dengan kata lain, seorang istri haruslah masuk syurga, sehingga bisa mendampingi suaminya. Disebutkan: Dari Anas bin Malik ra. bahwa Rasulullah bersabda: “Jika perempuan shalat
dan taat kepada suaminya, niscaya ia akan masuk syurga.” (HR. Al-Bazaar). Tapi bukan sebatas itu, banyak hal lain yang harus diperhatikan dan diutamakan untuk dilaksanakan bagi seorang istri agar dapat mendampingi suami di syurga, yakni:
- Senantiasa taat pada Rabb-nya.
Segala ketentuan dan ketetapan Rabb-nya diterima dengan tulus
ikhlas, tiada rasa berat di hati. Oleh karenanya, seorang wanita jika ingin menjadi bidadari dunia akhirat hendaknya bisa memingit dirinya dari segala macam perbuatan maksiat
dan durhaka. - Membantu suami taat pada Rabb-nya.
“Harta yang utama adalah lisan yang senantiasa berdzikir, hati yang
senantiasa bersyukur dan istri beriman yang membantu suami
dalam menegakkan bangunan imannya”. (Hr. Ibnu Majah dan Tirmidzi, hasan).
- Yang termasuk ciri istri yang shalehah yang akan menjadi ratunya bidadari di syurga nanti adalah yang taat kepada suaminya bahkan dikatakan tidak dianggap taat kepada Allah jika tidak mau taat kepada suaminya dalam hal yang ma’ruf.
- Bersikap sebagaimana istri yang
shalihah terhadap suami, yang diwujudkan dengan sikap a.l:
menghargai suami, selalu bersikap lembut dan sopan di hadapan suami, menampakkan pandangan yang teduh dan tenang, senantiasa bertutur lembut dan manis, selalu
berkata yang baik, merdu dan riang kepada suami, menghiburnya setiap saat, selalu berhias dan menjaga kecantikan dirinya untuk suami, dlsb.
5.
Telah
banyak keterangan sebagai panduan bagi seorang istri dalam bersikap kepada
suami. “Sebaik-baik wanita adalah yang jika engkau melihatnya, akan
membahagiakan dirimu, jika engkau memerintahnya akan mentaatimu, dan jika
engkau tidak berada di sampingnya ia akan menjaga hartamu dan dirinya sendiri.”
(HR. Ibnu Jarir dan Nasa’I dari Abu Hurairah ra. Hadits Hasan). Ali bin Abi
Thalib berkata tentang istrinya (Fathimah ra.): “Ketika aku memandangnya,
hilanglah kesusahan dan kesedihanku.” “Hak suami terhadap istrinya adalah
sekalipun seandainya terdapat luka pada kulitnya kemudian istri menjilatinya
selama itu dapat memenuhi hak-hak suaminya makalakukan.” (HR. Hakim dari Abu
Sa’id Al-Khudri ra., hadits Shahih). “Janganlah seorang perempuan menyakiti suaminya
di dunia, kalau tidak, maka bidadari-bidadari istrinya di syurga akan berkata
kepadanya: “Janganlah kamu menyakitinya, sesungguhnya ia adalah tamu bagimu
yang
sebentar lagi akan meniggalkanmu untuk berkumpul bersama kami.” (HR. Ahmad dan Tirmidzi dari Mu’adz bin Jabal ra. Hadits shahih). Khadijah adalah teladan istri yang baik yang
mampu menentramkan hati suami yang sedang gelisah,
tatkala Rasulullah saw menerima wahyu pertama. Dengan
tutur kata yang begitu lembut dan menyentuh hati,
memberikan kesejukan pada hati sang suami.
Seorang isteri hendaklah selalu menyambut dengan
sikap penuh kehangatan ketika suami memasuki rumahnya
karena inilah sambutan bidadari syurga. Dia melayani dan
membahagiakan suaminya selama di sisinya. Ia sadar telah
ditakdirkan Allah sebagai pendamping sekaligus pelayan
bagi suaminya.
sebentar lagi akan meniggalkanmu untuk berkumpul bersama kami.” (HR. Ahmad dan Tirmidzi dari Mu’adz bin Jabal ra. Hadits shahih). Khadijah adalah teladan istri yang baik yang
mampu menentramkan hati suami yang sedang gelisah,
tatkala Rasulullah saw menerima wahyu pertama. Dengan
tutur kata yang begitu lembut dan menyentuh hati,
memberikan kesejukan pada hati sang suami.
Seorang isteri hendaklah selalu menyambut dengan
sikap penuh kehangatan ketika suami memasuki rumahnya
karena inilah sambutan bidadari syurga. Dia melayani dan
membahagiakan suaminya selama di sisinya. Ia sadar telah
ditakdirkan Allah sebagai pendamping sekaligus pelayan
bagi suaminya.
Dari semua keterangan di atas menunjukkan betapa besarnya
hak suami terhadap istri. Istri yang shaleh tentu harus
paham akan hal ini. Oleh karena itu, para istri hendaknya
senantiasa berhati-hati dalam bersikap kepada suami,
karena jika salah melangkah bisa membawa ke neraka dan
sebaliknya jika benar bisa menghantarkan ke syurga dengan
rahmat Allah.
Imam Ahmad dalam musnadnya meriwayatkan hadits dari
Hushain bin Mihshan ra., dia bercerita, bibiku bercerita:
Aku pernah datang memenuhi Rasulullah saw untuk suatu
keperluan. Lalu beliau berkata, “Apakah kamu sudah
menikah?” Bibiku menjawab, “Ya. Bagaimana sikap dan
tindakanmu selama ini terhadapnya? Tanya Rasulullah lebih
lanjut. Ia pun menjawab, “Aku senantiasa melayani kecuali
bila aku tidak sanggup melakukannya. Beliau bersabda,
“Coba renungkan kembali, bagaimana sikapmu terhadapnya.
Sesungguhnya dia dapat menjadi sebab surgamu atau
nerakamu”.
Sesungguhnya kebahagiaan yang selalu didambakan oleh
setiap insan adalah kebahagiaan di dunia maupun di
akhirat. Kebahagiaan keduanya tak mungkin dapat diraih
oleh seseorang melainkan dengan kefaqihan dalam agama yang
lurus. Apabila sebuah keluarga difaqihkan tentang agama
oleh Allah, maka itulah karunia yang besar yang akan
menghantarkan dirinya ke syurga kelak. Oleh karena itu,
istri yang baik akan senantiasa memperdalam pengetahuannya
tentang dien Islam. Lalu menghidupkan nilai-nilai islami
ini dalam kehidupan rumah tangganya bersama sang suami.
Karena tujuan wanita menjalin kehidupan rumah tangga
adalah dalam rangka memelihara diri dan menyempurnakan
setengah dien yang lain serta dalam rangka regenerasi
mujahid yang ‘aliman shalihan. Insya Allah… **_am
“Ya Allah, berkahilah aku terhadap keluargaku, dan
berkahilah mereka terhadapku. Ya Allah, satukanlah kami
dengan kebajikan, dan pisahkanlah kami dengan kebajikan
jika Engkau memisahkan kami.”
(HR. Abu Dawud dan Ibnu Majah dengan sanad hasan)
0 comments:
Posting Komentar