Lidah....organ terkecil dari tubuh kita, tapi nahkoda yang mengendalikan
seluruh hidup kita. Tergantung bagaimana kita memegang kemudi itu. Jika kita
tak bisa mengendalikannya, hancurlah seluruh hidup kita. Satu sumber mata air
yang dapat memancarkan kasih dan pahit.
Lidah...lima huruf, tapi memiliki dampak yang sangat radikal. Dia dapat
menyakiti, dia dapat juga memberkati orang dengan kata-kata lembutnya. Dia
dapat membuat orang menangis, dia dapat juga membuat orang tersenyum. Dia dapat
membunuh, dia dapat juga mendamaikan. Dia dapat menimbulkan konflik, dia dapat
juga mempersatukan.
Lidah...karena dia, persahabatan yang tak terbina dengan baik bisa hancur
dengan kesalahpahaman. Karena dia, sepasang kekasih memutuskan berpisah oleh
kurangnya pengertian dan keegoisan satu sama lain. Karena dia juga, suami istri
yang tak teguh memegang komitmen hidup akhirnya memutuskan berpisah. Karena
dia, para pemuda jatuh dalam lubang kebinasaan. Karena dia, dua suku bangsa
dapat bertengkar hanya dipicu satu orang saja. Karena dia, dua negara yang
berdamai bisa terpecah belah.
Lidah...dia membuat orang bisa menjadi marah, memfitnah, membunuh, egois, tidak
bisa mengerti keadaan orang lain, menang sendiri, acuh tak acuh, sinis, iri
hati dan dendam. Tapi lidah juga membuat hati yang beku menjadi hancur, hati
yang dipenuhi amarah dapat luluh oleh adanya kata-kata bijak,
Tetapi kadangkala manusia mengabaikan betapa pentingnya komunikasi. Mereka tak
pernah berpikir dampak yang kan terjadi bila kata-kata itu keluar dari mulut
mereka. Lidah dapat mengeluarkan perbendaharaan yang baik jika dikendalikan
oleh nahkoda yang bijaksana pula. Sebaliknya lidah dapat mengeluarkan
perbendaharaan yang menyakitkan jika berada di tangan nahkoda yang akhlaknya
buruk.
Komunikasi yang terbina dengan baik bisa menjadi akhir yang sangat
membahagiakan dan melegakan dahaga di hati. Dua insan yang bertengkar dapat
bersatu karena adanya kata-kata yang lembuat keluar dari seorang bijak.
Sepasang kekasih yang bertengkar dapat kembali bersatu karena adanya insan yang
mendamaikan, meski insan itu menyukai salah satunya. Negara yang sudah tercerai
berai dapat bersatu karena adanya kata-kata bijak dari sang diplomat.
Lidah yang baik adalah lidah yang ingin sahabatnya bahagia, dan ingin
menghancurkan persahaban itu walau sudah di ujung tanduk; lidah yang berusaha
agar kekasihnya dapat kembali lagi padanya, meski sudah tak ada yang dapat
dilakukannya; lidah yang ingin agar sahabatnya tersenyum kembali walaupun dia
kecewa padanya dan tak ingin menyakitinya. Lidah yang baik adalah lidah yang
selalu menyayangi orang lain, meski orang itu melukai perasaannya.
Jadilah
lidah-lidah yang memberkati orang-orang di sekelilingmu, nahkoda-nahkoda yang
membuat orang lain tersenyum, nahkoda yang memberi ketenangan dan kedamaian..
0 comments:
Posting Komentar