Home » , , » ... PINANGAN SAHABAT NABI DITOLAK GADIS ...

... PINANGAN SAHABAT NABI DITOLAK GADIS ...

Unknown | 06.20 | 0 comments
Secercah kisah keteladanan dari sosok Abu Darda’ dan Salman Al Farisi, yang membuat kita terpesona karenanya. Di antaranya seperti disebutkan oleh syekh Hasan Zakaria Falaifil, berikut petikannya,

Salman Al Farisi pernah mengutus Abu Darda’ untuk meminang seorang gadis muslimah untuknya.

Sesampainya di tempat yang dituju, Abu Darda’ menyebutkan beberapa keutamaan Salman kepada orang tua si gadis; prestasinya yang gemilang di dalam Islam, ia lebih dulu memeluk Islam daripada dirinya, idenya yang brillian untuk membuat parit di perang Khandaq dan lain sebagainya. Lalu Ia mengutarakan maksud kedatangannya, yaitu; mempersunting sang puteri untuk Salman.

Mereka berkata, “Kami tidak akan menikahkan Salman dengan puteri kami. Sebab kami akan menikahkannya denganmu.” Saat itu pula keduanya dinikahkan.

Setelah bertemu Salman beberapa hari berikutnya Abu Darda’ berkata, “Aku riskan dan malu untuk menyampaikan berita ini kepadamu.”
“Berita apa itu?,” kata Salman.
Lalu Abu Darda’ menceritakan peristiwa yang dia alami.

Apakah Salman Al Farisi marah dan kecewa dengan Abu Darda’ dan memvonis bahwa ia telah mengkhianati dirinya? Atau ia memutus persaudaraan Islam yang telah diikat oleh Nabi saw terhadap keduanya?. Tidak, itulah jawabannya.

Salman berkata, “Semestinya aku yang harus merasa malu kepadamu. Karena aku menginginkan seorang gadis menjadi pendamping hidupku sementara Allah Swt telah menetapkannya untukmu.”

Allahu Akbar! Teramat bening dan putih hatimu wahai Salman, sahabat Nabi pilihan. Walaupun engkau adalah ajnabi, non Arab. Tapi engkau menjadi cermin bagi semua.

Itulah kisah ‘salamatus shadr’ lapang dada, yang semestinya dimiliki oleh setiap muslim.
Lapang dada merupakan tingkat terendah dari ukhuwah imaniyah. Artinya, persaudaraan iman hanya menjadi fatamorgana belaka jika tiada lapang dada dalam hidup kita.

Dunia yang luas terasa sempit, pengap, menyesakkan hati jika dada kita sempit. Jadi kitalah yang dapat menciptakan ketenangan, kedamaian, keluasan, kelapangan hati dan ketenteraman jiwa. Lapang dada, itulah kuncinya.


Share this article :

0 comments:

Posting Komentar

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. INSAN KAMIL - All Rights Reserved
Template Modify by Creating Website
Proudly powered by Blogger