Home » , » Menjadi Bidadari yang Didambakan

Menjadi Bidadari yang Didambakan

Unknown | 10.38 | 0 comments
Menjadi bidadari bagi suami di dunia dan akhirat, adalah cita-cita tertinggi seorang muslimah sebagai istri.
Mengapa tidak cukup menjadi bidadari di dunia saja? Toh, Allah sudah menjanjikan bidadari-bidadari di syurga bagi para suami (muslimin) yang shaleh. Justru itulah sebabnya. Tidak cemburukah para istri jika perannya digantikan oleh wanita-wanita lain yang kebetulan seorang bidadari? Oleh karenanya, adalah sebuah dambaan bagi seorang istri untuk menjadi ratu bidadari bagi suaminya kelak di syurga. Karena istri atau wanita pendamping suami ketika hidup di dunia lebih tinggi derajatnya dibandingkan dengan bidadari-bidadari syurga, karena ibadahnya kepada Allah.
Wanita dunia menjalankan sholat, shaum, dan semua amaliah ibadah lainnya, sedang bidadari syurga tidak. Al-Qur’an maupun Hadits Rasulullah SAW banyak menyebutkan tentang sosok bidadari syurga. Teramat banyak ilustrasi indah yang dinyatakan untuk menggambarkan bidadari syurga. Istri-istri yang disediakan oleh Allah tersebut, yang dinyatakan berjumlah ‘72’, adalah wanita abadi dan suci, cantik jelita nan lembut gemulai… tiap kali berkumpul bersama mereka tidak ada kata bosan dan jenuh. Jika bidadari menampakkan wajahnya, terpancarlah keindahan antara langit dan bumi. Bidadari yang sempurna, indah perangai, indah segala. Mereka tidak pernah disentuh oleh penghuni-penghuni syurga selain suaminya. Ketika sang mukmin masuk syurga bidadari akan menyambutnya dengan pelukan hangat dan erat dengan jari dan telapak tangan yang lembut dan indah. Mereka selalu bernyanyi riang gembira, tiada sedih tiada duka, mereka menyanyikan kidung-kidung, tasbih, tahmid, serta pujian kepada Allah. Jika bidadari syurga ke bumi niscaya wanginya akan memenuhi seluruh bumi… Subhanallaah..
Adalah tugas besar dan berat bagi seorang istri untuk menjadi bidadari di antara bidadari lain bagi suaminya. Karena hanya seorang istri yang shalihahlah yang kelak
dapat menjadi ratunya bidadari syurga. Dengan kata lain, seorang istri haruslah masuk syurga, sehingga bisa mendampingi suaminya. Disebutkan: Dari Anas bin Malik ra. bahwa Rasulullah bersabda: “Jika perempuan shalat lima waktu, berpuasa pada bulan Ramadhan, menjaga kemaluannya
dan taat kepada suaminya, niscaya ia akan masuk syurga.”
(HR. Al-Bazaar). Tapi bukan sebatas itu, banyak hal lain yang harus diperhatikan dan diutamakan untuk dilaksanakan bagi seorang istri agar dapat mendampingi suami di syurga, yakni:

  1. Senantiasa taat pada Rabb-nya. Segala ketentuan dan ketetapan Rabb-nya diterima dengan tulus
    ikhlas, tiada rasa berat di hati. Oleh karenanya, seorang wanita jika ingin menjadi bidadari dunia akhirat hendaknya bisa memingit dirinya dari segala macam perbuatan maksiat
    dan durhaka.
  2. Membantu suami taat pada Rabb-nya. “Harta yang utama adalah lisan yang senantiasa berdzikir, hati yang senantiasa bersyukur dan istri beriman yang membantu suami
    dalam menegakkan bangunan imannya”
    . (Hr. Ibnu Majah dan Tirmidzi, hasan).

  1. Yang termasuk ciri istri yang shalehah yang akan menjadi ratunya bidadari di syurga nanti adalah yang taat kepada suaminya bahkan dikatakan tidak dianggap taat kepada Allah jika tidak mau taat kepada suaminya dalam hal yang ma’ruf.

  1. Bersikap sebagaimana istri yang shalihah terhadap suami, yang diwujudkan dengan sikap a.l:
    menghargai suami, selalu bersikap lembut dan sopan di hadapan suami, menampakkan pandangan yang teduh dan tenang, senantiasa bertutur lembut dan manis, selalu
    berkata yang baik, merdu dan riang kepada suami, menghiburnya setiap saat, selalu berhias dan menjaga kecantikan dirinya untuk suami, dlsb.

5.                  Telah banyak keterangan sebagai panduan bagi seorang istri dalam bersikap kepada suami. “Sebaik-baik wanita adalah yang jika engkau melihatnya, akan membahagiakan dirimu, jika engkau memerintahnya akan mentaatimu, dan jika engkau tidak berada di sampingnya ia akan menjaga hartamu dan dirinya sendiri.” (HR. Ibnu Jarir dan Nasa’I dari Abu Hurairah ra. Hadits Hasan). Ali bin Abi Thalib berkata tentang istrinya (Fathimah ra.): “Ketika aku memandangnya, hilanglah kesusahan dan kesedihanku.” “Hak suami terhadap istrinya adalah sekalipun seandainya terdapat luka pada kulitnya kemudian istri menjilatinya selama itu dapat memenuhi hak-hak suaminya makalakukan.” (HR. Hakim dari Abu Sa’id Al-Khudri ra., hadits Shahih). “Janganlah seorang perempuan menyakiti suaminya di dunia, kalau tidak, maka bidadari-bidadari istrinya di syurga akan berkata kepadanya: “Janganlah kamu menyakitinya, sesungguhnya ia adalah tamu bagimu yang
sebentar lagi akan meniggalkanmu untuk berkumpul bersama kami.” (HR. Ahmad dan Tirmidzi dari Mu’adz bin Jabal ra. Hadits shahih). Khadijah adalah teladan istri yang baik yang
mampu menentramkan hati suami yang sedang gelisah,
tatkala Rasulullah saw menerima wahyu pertama. Dengan
tutur kata yang begitu lembut dan menyentuh hati,
memberikan kesejukan pada hati sang suami.

Seorang isteri hendaklah selalu menyambut dengan
sikap penuh kehangatan ketika suami memasuki rumahnya
karena inilah sambutan bidadari syurga. Dia melayani dan
membahagiakan suaminya selama di sisinya. Ia sadar telah
ditakdirkan Allah sebagai pendamping sekaligus pelayan
bagi suaminya.


Dari semua keterangan di atas menunjukkan betapa besarnya
hak suami terhadap istri. Istri yang shaleh tentu harus
paham akan hal ini. Oleh karena itu, para istri hendaknya
senantiasa berhati-hati dalam bersikap kepada suami,
karena jika salah melangkah bisa membawa ke neraka dan
sebaliknya jika benar bisa menghantarkan ke syurga dengan
rahmat Allah.

Imam Ahmad dalam musnadnya meriwayatkan hadits dari
Hushain bin Mihshan ra., dia bercerita, bibiku bercerita:
Aku pernah datang memenuhi Rasulullah saw untuk suatu
keperluan. Lalu beliau berkata, “Apakah kamu sudah
menikah?” Bibiku menjawab, “Ya. Bagaimana sikap dan
tindakanmu selama ini terhadapnya? Tanya Rasulullah lebih
lanjut. Ia pun menjawab, “Aku senantiasa melayani kecuali
bila aku tidak sanggup melakukannya. Beliau bersabda,
“Coba renungkan kembali, bagaimana sikapmu terhadapnya.
Sesungguhnya dia dapat menjadi sebab surgamu atau
nerakamu”.


Sesungguhnya kebahagiaan yang selalu didambakan oleh
setiap insan adalah kebahagiaan di dunia maupun di
akhirat. Kebahagiaan keduanya tak mungkin dapat diraih
oleh seseorang melainkan dengan kefaqihan dalam agama yang
lurus. Apabila sebuah keluarga difaqihkan tentang agama
oleh Allah, maka itulah karunia yang besar yang akan
menghantarkan dirinya ke syurga kelak. Oleh karena itu,
istri yang baik akan senantiasa memperdalam pengetahuannya
tentang dien Islam. Lalu menghidupkan nilai-nilai islami
ini dalam kehidupan rumah tangganya bersama sang suami.
Karena tujuan wanita menjalin kehidupan rumah tangga
adalah dalam rangka memelihara diri dan menyempurnakan
setengah dien yang lain serta dalam rangka regenerasi
mujahid yang ‘aliman shalihan. Insya Allah… **_am

“Ya Allah, berkahilah aku terhadap keluargaku, dan
berkahilah mereka terhadapku. Ya Allah, satukanlah kami
dengan kebajikan, dan pisahkanlah kami dengan kebajikan
jika Engkau memisahkan kami.”

(HR. Abu Dawud dan Ibnu Majah dengan sanad hasan)
Share this article :

0 comments:

Posting Komentar

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. INSAN KAMIL - All Rights Reserved
Template Modify by Creating Website
Proudly powered by Blogger